SURAT DARI SAHABAT

Siang malam silih berganti,
Nafas keluar masuk masih berlanjut,
Semoga semua senantiasa bertumbuh,
Dalam proses pembelajaran kehidupan.

Jauh dari menggurui,
bukan dari guru ke murid,
lebih seperti undangan lembut,
dari sahabat ke rekannya,
Saling membantu,
dalam pembangkitan Pengetahuan.

Kehidupan damai bukan tujuan,
itu sekedar permulaan,
dari Kehidupan Mulia,
gemilang oleh Kebijaksanaan.

Mereka yang Mulia,
paham apa makna hidup,
bukan untuk berkelana bingung,
melainkan lampaui lahir-mati.

Apa jalan bahagia?
Bagaimana lampaui hidup-mati?
Apa penyebab derita?
Mengapa bahagia begitu sulit, terkadang?

Mereka yang tidak paham,
tentang kekuatan kejahatan,
bergelimang dalam kelengahan,
mengumpulkan banyak darinya,
bagai babi gemuk yang gembira,
berkubang dalam lumpur kotorannya,
dengan pisau, air panas sebagai akhir,
pemutus nafas dan tenggorokannya.

Mereka yang paham kejahatan,
beserta kekuatan dan kinerjanya,
namun tak paham tentang Neraka,
hidup dalam teror dan ketakutan,
atau keputusasaan dan kelemahan,
apatis, depresi, penuh cibir kesinisan,
tak berniat bebas,
karena kepalang basah, tiada harap,
pikirnya.

Mereka yang paham siksa Neraka,
beserta kekuatan dan kinerjanya,
Walau sebanyak apapun kejahatan,
tak mungkin diam berpangku tangan,
tanpa berusaha menyelamatkan dirinya.
Tak terbayangkan siksa di sana,
api bukan sembarang api,
jatuh mudah keluar susah.

Mereka yang paham siksa Neraka,
pasti berjuang cari jawaban,
agar tidak perlu sampai ke sana,
mulailah ia belajar tentang Surga.

Mereka yang paham nikmat Surga,
beserta kekuatan dan kinerjanya,
namun tak paham tentang Kebaikan,
bingung tersilau berbagai tradisi,
terjerat, terpusing ke segala arah,
takhayul, mistis, dan ritual hampa,
hidup dalam ketakpastian,
bagai pengemis belas kasih,
meletakkan kunci gerbang istananya,
di tangan makhluk selain dirinya.

Mereka yang paham kebaikan,
beserta kekuatan dan kinerjanya,
Semesta mulai menjadi pelayannya,
menjadi alas kaki, permadani, penopang kakinya,
menghantar, memenuhi semua inginnya,
bersinar dengan inspirasi dan kerendahan hati.

Mereka yang paham kebaikan,
namun tak paham Ketanpamatian,
walau sesaat bisa bahagia,
bersinar lampaui matahari dan rembulan,
tak pernah bebas, tak pernah sungguh aman,
dari sengatan derita.

Mereka yang paham Ketanpamatian,
beserta kekuatan dan kinerjanya,
Puas, Tenteram, Sejuk, Damai,
bersinar tanpa pengerahan,

Danau air mata, Pusaran api neraka,
tak mampu sentuh tubuhnya,
Bahkan mahadaya kebaikan dan kejahatan,
tak mampu goncang hatinya.

Mereka yang menghidupi hidupnya,
hingga ke makna terpenuh,
tanpa penyesalan, tanpa ketakutan,
ia, yang menyelesaikan tugas,
pembelajaran semesta,
ia, murid sejati kehidupan,
bercah’ya tanpa henti,
dengan kesejukan dan berkah tertinggi.

Hati dan alur hidupnya,
tak mampu dimengerti,
bagi mereka yang masih terbelenggu,
oleh permainan kebaikan dan kejahatan,
ia bebas, tak terperangkap 8 angin dunia,
untung, rugi, ketenaran, kesendirian,
pujian, celaan, bahagia dan derita.

Ia, yang menjadi satu diantara para Araha,
Mereka yang tenteram, tak tergoyahkan,
berada di dunia namun tak ternoda,
hidup, namun tak terlacak,
bagai jalur bangau,
yang berkelana melalui udara.

Ada, O, Sahabat,
buah dan akibat dahsyat dari kejahatan,

Ada, O, Sahabat,
neraka dan alam derita.

Ada, O, Sahabat,
surga dan kemilaunya,

Ada, O, Sahabat, Kebaikan,
mahadaya, keajaiban, dan cahayanya.

Ada, O, Sahabat,
kekuatan yang melampaui kebaikan dan kejahatan,
yang melampaui dunia beserta surga dan nerakanya,
Elemen Ketanpamatian.

Dan penyentuhannya,
dimulai dari,
secetus keinginan, inspirasi, ketertarikan hati,
untuk dapat menikmatinya,
bahkan jauh sejak sebelum tahu caranya.

Bila ada hal terbaik,
yang dapat seorang ayah berikan pada putrinya,
Bila ada hal terindah,
yang dapat seorang ibu berikan pada putranya,
Bila ada hal teragung,
yang dapat seorang sahabat berikan pada rekannya,
Bila ada hal termulia,
yang dapat seorang berikan pada dirinya,

Adalah pembangkitan dari,
Lagi, lagi, dan lagi,
inspirasi, semangat, ketertarikan, keingintahuan,
agar dapat suatu saat nanti,
Ketanpamatian dapat disentuh,
Pembebasan Mutlak dapat dinikmati,

Pelampauan Samudera Air Mata dapat terjadi,
sekali,
untuk selamanya.

Banyak, O, Sahabat,
yang belum kita ketahui,
tentang hidup dan dunia.
Dan

Harga dari ketidaktahuan adalah, perih.

Untuk hemat waktu dan dayamu,
Kami berikan rahasia ini,

Tiada harapan, O, Sahabat,
Untuk bebas dari siksa,
Selain Pengetahuan yang Cukup

Biarlah kita semua bebas dari segala perih.
Biarlah terberkahi jalanku, jalanmu, dan
jalan semua insan di seluruh Semesta Raya,
O, Sahabat seperjalanan.

Biarlah sesegera mungkin kita nikmati,
Arahatta,
secepat mungkin, senyaman mungkin, sekarang juga.

Biarlah Segala Berkah, selamanya, Sertamu.

May all Blessings, eternally, Be.